Foto : kegiatan pentas sitepat
Menyediakan berbagai data terkini terkait tanaman pangan.
Akses layanan lebih mudah via online.
Salam Sehat Sahabat PeTa Walang Sangit seringkali menjadi masalah dalam usaha tani padi terutama di masa generatif saat padi telah keluar malai. Serangan hama ini menyebabkan penurunan produksi sekaligus menurunkan kualitas gabah. Walang Sangit menyerang dengan cara menghisap cairan pada bulir sehingga pengisian bulir terganggu dan tidak berkembang. Pada tingkat serangan yang tinggi, bulir padi akan menjadi hampa dan menyebabkan kerugian bagi petani jika tidak dilakukan pengendalian dengan segera. Sahabat PeTa, mari kita bahas lebih mendalam tentang hama ini. Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) adalah serangga dari ordo Hemiptera dengan tipe perkembangbiakan Metamorfosis Paurometabola. Siklus hidupnya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago (serangga dewasa). Hama ini menimbulkan kerusakan pada fase nimfa dan imago. Pada hari Rabu (17 Juli 2024), Petugas PPEP POPT (Eka Putrina, S.P) melaksanakan monitoring OPT padi di Kelurahan Ulu Rurah Kecamatan Pagar Alam Selatan Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan. Luas hamparan pertanaman adalah 10 ha dengan umur 80 hst. Varietas yang ditanam adalah Ciherang. Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah Walang Sangit dengan luas serangan 0,2 ha dan intensitas 2,5%. Musuh alami yang ditemukan adalah Capung, Laba-laba, Katak dan Paederus. Rekomendasi : - Pembuatan perangkap Walang Sangit dengan bau-bauan seperti terasi atau bangkai ikan yang dipasang di pematang atau tengah sawah. - Pengendalian dengan menggunakan APH Beauveria bassiana atau pestisida nabati dari ekstrak daun nimba. - Jika luas dan intensitas serangan meningkat melewati Ambang Ekonomi, kendalikan dengan insektisida berbahan aktif BPMC dengan prinsip 6 tepat. - Sanitasi lingkungan. - Monitoring lanjutan untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan terapkan budidaya tanaman sehat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #POPTKeren
selengkapnyaSalam Sehat Sahabat PeTa Tahukan anda pada tanaman padi dengan pertumbuhan yang tidak rata di bagian tengah merupakan gejala khas dari serangan OPT tikus. Hewan dengan nama latin Rattus argentiventer ini merusak dengan cara memotong batang padi dan meninggalkan bekas potongan di dekat tanaman yang terserang. Populasi tikus di hamparan sawah dapat merugikan petani dari persemaian, fase vegetatif hingga fase generatif yang dapat menyebabkan terjadinya gagal panen. Pada hari Rabu (17 Juli 2024), Kelompok Tani Tani Sejahtera Desa Kuto Sari Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan gerakan pengendalian (gerdal) tikus pada tanaman padi dengan umur 4-20 hst. Varietas yang ditanam adalah Inpari 32, Ciliwung dan Ciherang dengan luas hamparan 25 ha. Gerakan pengendalian ini didampingi oleh Petugas PPEP POPT (Ira Indrayani, S.P) Koordinator BPP (Ahmad Fathoni, S.P,) Serta PPL (Maningsi, S.PKP, Revati, S.P, Mericha, S.P, Atika Agustin, S.P, Anton Dwi Saputra, S.P, Didi Isnandariyadi, S.P, Didi Susanto, S.P, Jumanto, S.P, Tunjung Ramadhan, S.P, Agung Susanto, S.P, Ferdi Ferdi Febriono, S.P). Bahan pengendalian yang digunakan adalah Rodentisida berbahan aktif Brodifakum 0,005% dan pengemposan menggunakan belerang. Rekomendasi : - Lakukan evaluasi 3-5 hari setelah gerakan pengendalian. - Pengendalian lanjutan menggunakan Bioyoso di sekitar lubang aktif tikus. - Pengendalian secara terus-menerus pada hamparan yang luas. - Pelestarian Tyto alba dengan pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha) dan pemasangan Tenggeran T di lahan persawahan. - Monitoring intensif untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan terapkan budidaya tanaman sehat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #POPTKeren
selengkapnyaSalam Sehat Sahabat PeTa Perlu Sahabat PeTa ketahui dalam budidaya tanaman tidak terlepas dari gangguan dan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Wereng Batang Coklat (WBC) merupakan hama utama yang menyerang tanaman padi dengan tipe mulutnya menusuk dan menghisap. WBC hidup dan berkembang biak pada rumpun tanaman dimana untuk bertahan hidupnya WBC akan menghisap habis nutrisi tanaman sehingga tanaman gagal untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini menyebabkan tanaman gagal berproduksi bahkan gagal panen. Pengendalian preemtif dengan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH) perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya peledakan populasi WBC. Rabu, 17 Juli 2024 telah dilaksanakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Wereng Batang Coklat pada pertanaman padi di Kelompok Tani Karya Tani Desa Leban Jaya Kecamatan Tuah Negri Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Luas pengendalian 5 Ha umur tanaman 7-25 hst dengan bahan pengendali Bio-insektisida dengan komposisi Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae bantuan dari BPT Unit II Tugumulyo. Gerakan pengendalian ini didampingi oleh POPT Kecamatan Tuah Negri (Amrillah, SP), PPEP POPT (Nina Yudiarni, SP), Penanggung Jawab BPT Unit II Tugumulyo dan staf (Agus Setialaras, SP dan Deddy Riansyah), Kepala Perlintan (Sukirman, SP) beserta staf, Kepala BPP (Waluyo, S.ST), PPL Desa Leban Jaya (Sulaiman, S.Tr.P), Babinsa dan di ikuti oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Praktek Lapangan Universitas Musi Rawas. Rekomendasi : 1. Evaluasi 5-7 hari setelah dilakukan pengendalian. 2. Pengendalian lanjutan apabila masih ditemukan populasi WBC. 3. Apabila populasi meningkatkan lakukan pengendalian menggunakan Insektisida berbahan aktif BPMC dengan menerapkan prinsip 6 tepat. 4. Pemupukan berimbang 5. Pengamatan lanjutan untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi untuk Sahabat PeTa, tetap jaga kesehatan dan selalu terapkan budidaya tanaman sehat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #POPTKeren
selengkapnyaSalam Sehat Sahabat PeTa, Mari kita Update perkembangan kegiatan PPHT di Kabupaten Banyuasin. Dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap konsep PHT, maka petani sebagai ujung tombak perlu diberikan pelatihan dan pemahaman secara intensif mengenai konsep PHT. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) yang bertujuan untuk melatih petani menjadi ahli PHT dengan mendidik petani secara langsung dilapangan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh petani sehingga petani dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengendalikan OPT. Pada hari Rabu (17/07/2024), Poktan Sidomakmur Desa Merah Mata Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan rangkaian kegiatan PPHT. Pada kegiatan Minggu ke-1 para para peserta kegiatan PPHT diberikan Pre test Ballot Box, serta dilanjutkan dengan topik khusus Tehnik Aplikasi pestisida dan Manfaat Tanaman Refugia yang disampaikan oleh Sulis Sujianto, S.P dan Tiara Putri Ramadhani, S.P. Kegiatan ini didampingi oleh pemandu lapang Selli Amalia Arafa, S.P dan Rachmat Febri Hariyanto, S.P dan dihadiri oleh Sub Koordinator Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banyuasin (Maulin Mart, S.P), Petugas POPT (Karla Kasihta Jaya, S.P dan Desi Novitasari, SP), PPL Desa Merah Mata (David Sitompul, S.P) dan PPEP POPT (Agus Wibowo, Urif Ibrahim Aslam, S.P, Tri Audia, S.P, dan IZET Hairul, S.P). Sekian info hari ini untuk Sahabat PeTa semoga bermanfaat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #POPTKeren
selengkapnyaKeluarga Besar UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan turut berduka cita atas wafatnya rekan kita tercinta "Desi Riskyani, S.P" Binti M. Iriyadi Wafat 17 Juli 2024 PPEP POPT Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Semoga amal dan ibadah almarhum diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan Aamiin Aamiin yaa Rabbal 'Alamiin #POPTSumsel #SahabatPeTa #POPTKeren
selengkapnyaSalam Sehat Sahabat PeTa Ulat Grayak Frugiperda (UGF) atau yang disebut petani dengan istilah ulat tentara adalah hama utama yang menyerang tanaman jagung. UGF umumnya menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di bawah tanaman dan di bawah tanah. Adapun ciri-ciri gejala tanaman yang terserang adalah daun rusak terkoyak berlubang tidak beraturan, terdapat kotoran seperti serbuk gergaji dan pada serangan fase berat daun menjadi gundul. Kamis, 06 Juni 2024 telah dilaksanakan monitoring Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada pertanaman jagung oleh Petugas POPT (Desi Riskyani, S.P) di Kelompok Tani Seketi Indah Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Provinsi Sumatera Selatan. Luas hamparan 15 Ha dengan umur tanaman 65-75 hst dan varietas yang ditanam adalah Pioneer 35. Berdasarkan pengamatan, OPT yang ditemukan yaitu UGF dengan luas serangan 1,5 ha dan intensitas serangan 3,1%. Sedangkan musuh alami yang ditemukan yaitu Laba-laba dan Coccinellidae. Rekomendasi : 1. Pengendalian secara mekanis dengan mengambil UGF lalu dimusnahkan. 2. Pengendalian menggunakan Pesnab dari ekstrak tembakau dan bawang putih. 3. Apabila intensitas serangan meningkat lakukan pengendalian dengan Insektisida berbahan aktif Emamektin benzoat dengan berpedoman prinsip 6 tepat pengendalian. 4. Sanitasi lingkungan. 5. Pemupukan berimbang. 6. Pengamatan secara intensif untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi untuk Sahabat PeTa, tetap jaga kesehatan dan selalu terapkan budidaya tanaman sehat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #SumselMajuUntukSemua
selengkapnyaHallo Sahabat PeTa Semangat hari kamis Sahabat PeTa, semangat monitoring untuk mengamankan pertanaman dari gangguan dan serangan OPT💪🏻🔥 Kamis, 6 Juni 2024 Petugas POPT (Yusriadi, SP) dan petugas PPEP POPT (Nining Yuliana, SP) telah melakukan Monitoring OPT (Organisme Penganggu Tanaman) pada pertanaman padi di Kelompok Tani Karya Tani Kelurahan Siring Agung Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II Kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan yaitu: - Walang Sangit dengan populasi 1,3 ekor/m², intensitas 2,2% dan luas serangan 0,5 ha. - Blas dengan intensitas 1,6% dan luas serangan 0,25 ha. Adapun luas hamparan yaitu 25 ha, umur tanaman 23-62 hst dengan varietas yang ditanam adalah Cimandiri, Ciherang dan Mustajab. Musuh alami yang ditemukan yaitu Laba-laba, Coccinellidae, Paederus dan Capung. Walang sangit (Leptcorisa oratorius) adalah serangga pengganggu atau hama yang sering merusak tanaman budidaya. Walang sangit menyerang tanaman padi dengan cara merusak atau menghisap cairan bulir padi pada fase pengisian atau pemasakan sehingga bulir padi menjadi hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Walang sangit merusak tanaman padi ketika mencapai fase pembungaan sampai matang susu. Pyricularia oryzae merupakan patogen penyebab penyakit blas pada tanaman padi, patogen tersebut menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Rekomendasi: - Pembuatan perangkap walang sangit dari botol plastik yang di beri umpan keong/terasi serta dapat dilakukan pengendalian menggunakan APH (Beauveria bassiana). - Pengendalian blas dengan menggunakan APH Paenibacillus polymyxa, jika intensitas serangan diatas ambang pengendalian segera lakukan pengendalian dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Methil Tiofanat dengan berpedoman pada prinsip 6 tepat - Sanitasi lingkungan - Pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT. Tetap patuhi protokol kesehatan Sahabat PeTa. Stay Safe and Healthy. #POPTSumsel #SahabatPeTa #SumselMajuUntukSemua
selengkapnyaSalam Sehat Sahabat PeTa Serangan Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan salah satu kendala dalam usaha tani padi. Serangan pada masa vegetatif menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati (Kresek) sementara pada masa generatif menimbulkan gejala hawar (Blight). Tanaman padi yang terserang HDB mengalami perubahan warna daun menjadi keabu-abuan dan kering. Hari Kamis (6 Juni 2024), Petugas POPT (Alexander, S.P) melaksanakan monitoring OPT padi di Desa Berkat Kecamatan SP Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Adapun luas hamparan pertanaman adalah 18 ha dengan umur tanaman 33-49 hst serta varietas yang ditanam adalah IR 42, Inpari 32 dan Lokal. Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah Hawar Daun Bakteri dengan luas serangan 2 ha dan intensitas serangan 2,8%. Musuh alami yang ditemukan adalah Coccinelidae, laba-laba dan Capung. Rekomendasi : - Pengendalian dengan menggunakan APH Paenibacillus polymyxa. - Jika luas dan intensitas serangan meningkat melewati ambang ekonomi, lakukan pengendalian dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Tembaga oksi sulfat dengan prinsip 6 tepat. - Pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan terapkan budidaya tanaman sehat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #SumselMajuUntukSemua
selengkapnyaSalam Sehat Sahabat PeTa Dalam budidaya tanaman padi, serangan Tikus Sawah merupakan ancaman serius bagi petani. Gejala serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan yang tidak rata di bagian tengah sawah dan adanya lubang aktif di sekitar pematang. Kerusakan yang disebabkan oleh serangan tikus akan meluas ke arah pinggir dan menyisakan beberapa baris tanaman padi di pinggir petakan. Hama ini merusak dengan cara memotong batang padi dan meninggalkan bekas potongan di dekat tanaman yg terserang. Tahukah Sahabat PeTa, Tikus Sawah (Rattus argentiventer) adalah hewan pengerat yang menyerang tanaman padi. Apabila makanan berlimpah mereka cenderung memilih yang paling disukai, yaitu biji-bijian atau serelia seperti padi yang tersedia di sawah. Pada kondisi bera, tikus sering berada di pemukiman. Mereka menyerang semua stadium tanaman padi, sejak persemaian sampai panen. Tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh serangan hama ini bervariasi tergantung pada stadium tanaman. Pada hari Jum'at (7 Juni 2024), Petugas PPEP POPT (Rini Setiawati) melaksanakan monitoring OPT padi di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Luas hamparan pertanaman adalah 30 ha dengan umur 85 hst. Varietas yang ditanam adalah Ciherang. Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah Tikus Sawah dengan luas serangan 5 ha dan intensitas 7,5%. Musuh alami yang ditemukan adalah Katak, Coccinelidae, Capung, Laba-laba dan Paederus. Rekomendasi : - Pelestarian burung hantu Tyto alba dan pembuatan rumah burung hantu (Rubuha). - Pengendalian dengan menggunakan Bioyoso. - Melakukan pengemposan pada lubang aktif dengan bahan aktif Belerang. - Pengendalian dengan menggunakan Rodentisida berbahan aktif Brodifakum 0,005%. - Sanitasi lahan. - Pengamatan intensif untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan terapkan budidaya tanaman sehat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #SumselMajuUntukSemua
selengkapnyaHai Sahabat PeTa, taukah jika penanganan OPT pada pertanaman harus dimulai dengan identifikasi yang merupakan poin kritis untuk memetakan penyebarannya. Identifikasi juga menjadi kunci pelaksanaan upaya pengelolaan hama. Pada Hari Jum'at (07/06/24) Petugas PPEP POPT (Ratna Juwita, SP) telah melaksanakan monitoring OPT pada tanaman jagung dengan luas hamparan 6 hektar yang berlokasi di Desa Banding Agung Kecamatan Banding Agung Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Umur pertanaman jagung 60-70 hst dengan varietas yang ditanam adalah Pioneer 32. Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah Ulat Grayak dengan luas serangan 0,25 Ha dan intensitas 3,5%. Sedangkan musuh alami yang ditemukan adalah Laba-laba dan Semut. Ulat Grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung. Ulat ini tidak berbulu dan biasa disebut oleh petani sebagai ulat tentara karena menyerang dengan populasi tinggi. Dengan bantuan angin, larva mampu menginvasi tanaman budidaya di sebelahnya. Ulat grayak umumnya menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Rekomendasi : - Pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan kelompok telur dan larva ulat grayak yang ditemukan. - Pemasangan perangkap cahaya (light trap) untuk mendeteksi keberadaan ngengat. - Pengendalian menggunakan APH Beauveria bassiana atau insektisida nabati dari ekstrak daun nimba. - Jika luas dan intensitas serangan meningkat melewati Ambang Ekonomi, kendalikan dengan insektisida kimia berbahan aktif Emamektin benzoat dengan berpedoman pada prinsip 6 tepat. - Pemupukan berimbang. - Sanitasi gulma. - Monitoring lanjutan untuk memantau perkembangan OPT. Sekian info hari ini untuk Sahabat PeTa semoga bermanfaat. #POPTSumsel #SahabatPeTa #SumselMajuUntukSemua
selengkapnya